TB/Ven/05/VIII/2017

Pada hari Rabu siang, 9 Agustus 2017 Sekolah Tetum Bunaya mengadakan sosialisasi imunisasi MR (Measles Rubella) dengan bekerja sama dengan Puskesmas Keliling Kelurahan Cipedak. Imunisasi MR merupakan program pemerintah Indonesia untuk melindungi anak dari ancaman campak dan rubella. Program nasional ini dilakukan karena Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian rubella/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2020.

Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan menghadirkan dr. Dorlina Nainggolan, M.Biomed, Kepala Puskesmas Keliling Cipedak, dan dihadiri oleh perwakilan orang tua murid dari ketiga unit. Dokter Dorlina mengatakan bahwa campak adalah penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit, disertai dengan batuk dan/atau pilek. Campak jadi sangat berbahaya kalau disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah kalau cakupan imunisasi rendah dan kekebalan kelompok tidak terbentuk. Ketika seseorang terkena campak, 90% orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap campak. Seseorang dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak.

“Kita tidak menempatkan anak kita di dalam plastik, kan. Ia berinteraksi, bermain dengan temannya, bahkan kita ajak jalan-jalan. Siapa yang jamin bahwa udara di mal itu bersih? Siapa tahu di sana ada seseorang yang membawa virus?” kata dr. Dorlina.

Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek apabila rubella menyerang pada wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi. Jadi anak-anak diberi imunisasi rubella agar kelak “adik-adiknya” terlahir dan tumbuh dengan baik, tanpa gangguan fisik (kelainan jantung, mata, pendengaran, atau sistem saraf pusat yang kelak dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan.

Kenapa pemerintah melakukan kampanye ini pastinya karena kedua penyakit ini menjadi ancaman bagi masa depan Indonesia. “Masa depan negara ini ada di tangan anak-anak yang saat ini masih balita dan usia sekolah, karena itu mereka harus dijaga kesehatannya,” kata dr. Dorlina.

Menurut DitJen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, setiap tahun dilaporkan lebih dari 11.000 kasus suspect campak dan dari hasil konfirmasi laboratorium, 12 – 39% diantaranya adalah campak pasti (lab confirmed) sedangkan 16 – 43% adalah rubella pasti.

Khusus tentang rubella di Indonesia, ini adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data lima tahun terakhir menunjukkan 70% kasus rubella terjadi pada kelompok usia <15 tahun. “Karena itu sasaran MR adalah 9 bulan – 15 tahun,” kata dr. Dorlina.

Dalam sesi tanya jawab antara lain muncul pertanyaan bila seorang anak sudah imunisasi campak, apakah perlu imunisasi MR? Dokter Dorlina mengatakan bahwa dalam Program Kampanye MR ini, imunisasi MR akan diberikan kepada semua anak TANPA mempertimbangkan status vaksinasi campak atau MMR sebelumnya.

Keraguan tentang halal haramnya MR juga dibahas, karena munculnya keraguan pada sebagian orang tua murid mengenai MR. Dr. Dorlina mengatakan bahwa imunisasi MR telah mendapat rekomendasi dari MUI.

Ya, Sekolah Tetum Bunaya menyelenggarakan kegiatan ini karena ada payung jelas, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Kesehatan. Dengan berimunisasi, diharapkan anak-anak menjadi lebih sehat dan dapat bersekolah. Selain itu, sebagai sekolah inklusi yang menangani banyak anak dengan masalah perkembangan, imunisasi ini diharapkan dapat mencegah munculnya anak-anak yang kelak mengalami gangguan perkembangan karena ketika di rahim bundanya tanpa sengaja tertulari virus itu.

Irma Septiawanti

Ketua Pelaksana Imunisasi MR, Sekolah Tetum Bunaya

Peserta Sosialisasi Imunisasi MR

Wakil KB

Wakil TK

Wakil SD

Kakak Tetum